Senin, 21 November 2016
Senin, 05 September 2016
Dalamnya Kasih Sayang
Senin 15
Agustus 2016
Dalamnya Kasih Sayang
Seindah
embun pagi yang memberi kesegaran
Kebahagiaan
yang aku rasakan saat initerasa jernih nan suci hari-hariku
Ketika aku
bersama mereka
Terutama dia
yang menjadi penyemangat
Sosok Ayah
yang sangat berharga
Aaayah yang
tak pernah lelah ketika melangkah
Rela banting
tulang dan mandi keringat
Demi diri
ini yang sangat disayanginya
Namun, diri
ini belum bisa membanggakan
Masih sering
membuat kecewa
Akan tetapi
kasih sayang selalu diberikan
Cinta Santri
Minggu 7 Agustus 2016
Cinta Santri
Cinta
Bukan bagaimana memiliki
secepatnya
Bukan bagaimana kita
mendapatkannya
Bukan yang membuat kita lupa dengan segala hal
Karna yang seperti itu
hanyalah nafsu belaka
Cinta seorang santri tak
dapat dipungkiri
Namun mereka hanya bisa
saling mnjaga hatinya
Meskipun tidak ada kata
jadian
Namanya akanselalu terucap
dalam do’a
Tertulis dalam
lambaran-lembaran putih
Dan ter-angan dalam sebuah
harapan
Harapan akan sebuah restu
kyai
Harapan sebuah ridho dari
ang illahi
Kesunyian
Senin
1 Agustus 2016 2
Sepi
Keadaan
yang sudah tak asing lagi
Keadaan
yang terkadang aku benci
Kecuali
jika ada yang aku nanti
Dialah
yang sedang ngaji imriti
Mengaji
imriti bersama pak kyai
Meskipun
jarak, ruang, dan waktu menghalangi
Alhamdulillah
tetap bisa berkomunikasi
Aku
sering bertanya sendiri
Akankah
dia yang ditetapkan sang illahi?
Wallahu
a’lam semoga Allah memberi keridhoan
Masalah
Senin
1 Agustus 2016
Masalah
Peristiwa
yang membuatku lengah
Membuatku
lemah
Layaknya
hidup yang tidak terarah
Namun,
smua itu akan membuatku dewasa
Mandiri,
Serta
memiliki ketangguhan
Membuatku
lebih berhati hati
Membuatku
rendah hati
Membuatku
akan lebih dekat dengan sang illahi
Cinta
Sabtu, 30 Juli 2016
Cinta
Cinta
Satu kata berjuta makna
Sebuah rasa yang kita tak tahu kapan datangnya
Namun, kita selalu menyisihkan waktu untuk mencarinya
Cinta
Mampu membuat orang terpana
Mampu membuat orang terlena
Hingga mampu membuat orang merana
Cinta
Kita harus mampu membatasinya
Kita harus mampu membatasinya
Karena cinta anugerah dari yang maha kuasa
Rabu, 31 Agustus 2016
Puisi Cinta Dalam Angan Karya Nur Wakhidah
Cinta
Dalam Angan
Mencintaimu
mungkin aku tak berhak
Menayangimu
aku juga tak berhak
Memperhatikanmu
itu percuma
Hanya
kau acuhkan dan akan membuat terluka
Memperjuangkanmu?
Untuk
apa kalau kau masih berjuang untuk dia
Aku tahu
kau hanya becanda
Tapi, bodohnya
aku percaya
Kata-katamupun
mampu membawaku kealam cinta
Selalu
menghantuiku setiap siang dan malam
Sehingga
mampu menghanyutkanku dalam lamunan
Tapi aku
sadar bahwa semua itu hanya becanda
Sebuah
hiburan semata yang mampu membuatmu tertawa
Aku akan
tetap tersenyum
Meskipun
hatiku terluka
Semoga
kau dengannya kembali bahagia
Terlena
Terlena
Aku
ingin menangis
Tapi
buat apa aku menangis karna itu
Sebuah
cinta yang hanya sebagi bahan canda tawa
Aku
ingin berteriak
Tapi
takut dibilang gila
Ya
Allah
Aku
merasa sulit menahan airmata
Mengapa
aku kembali terlka karna cinta
Betapa
polosnya aku
Betapa
bodohnya aku
Menanggapi
cinta yang hanya becanda
Ya
Allah
Jangan
biarkan hamba menangis karna cinta manusia
Tapi
izinkan hamba menanagis
Karna
segala dosa-dosa hamba
Semata Wayang Merindukan Cinta
Semata Wayang
Merindukan Cinta
Awalnya aku
begitu percaya
Dengan
kata-katamu
Kata yang membuat
hatiku trenyuh
Sampai aku tak
peduli nasehat kakak
Dan nasehat
sahabatku
Nasehat bahwa aku
jangan mudah percaya
Karena engkau
suka becanda
Aku hiraukan
mereka
Karena aku telah
terlena karna cinta
Namun, sekarang
apa?
Ku ingin tertawa
tapi tak tega
Aku telah tahu
kau memang benar becanda
Statusmu di
sosial media telah menjadi bukti
Hatiku
menggerutuk ingin marah
Namun, aku tak
sanggup
Aku sungguh iba
Melihat kau dikhianati
oleh pacar yang sesungguhnya
Mungkin semua itu
adalah karma
Bak orang menanam
bakal memetik
Sungguh, aku
ingin tertawa bercampur iba
Aku ingin
menenangkanmu
Tapi, semua itu
percuma
Kau tetap ingin
memperjuangkan dia
Meskipun dia
telah membuatmu terluka
Aku ingin
memiliki rasa yang biasa
Akan tetapi
gejolak hati tak bisa dipungkiri
Tolehlah aku
Tataplah mataku
Pahami hatiku
Aku benar-benar
menginginkan orang sepertimu
kebahagiaan
Kebahagiaan
Terciptadua
insan yang begitu baik
Bukan
saudara kandung tapi begitu nyaman
Selalu
memberi saran
Selalu
menjaga
Selalu
membuatku merasa nyaman
Bak
saudara kandung sendiri
Selalu
memperhatikanku
Walaupun
terpisah jarak dan waktu
Sungguh
aku sangat bahagia
Memiliki
orang seperti mereka
Kakak
dan sahabat yang begitu setia
Kelompok
kedua setelah orangtua
Itulah
anugerah dari yang maha kuasa
Menahan Amarah
Menahan
Amarah
Tanganku
begitu gatal
Serasa
ingin memukulnya
Hatiku
menggerutuk
Melihat
semua yag terjadi
Setiap
ada masalah
Selalu
saja
Aku,
aku, dan aku
Aku ang
dijadikan sasaran
Meskipun
bukan aku penyebabnya
Entah
mengapa begitu bencinya dia denganku
Mungkin
karna aku juga membencinya
Sebenarnya
aku tak membencinta
Hanya
saja terkadang aku risih
Aku
risih meilihat kecerobohannya
Jumat, 01 April 2016
Hubungan keterampilan membaca dengan keterampilan yang lainnya
|
JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
Kelompok 1 : Ahmad
Alfi (153151045)
2 : Nur Wakhidah (153151039)
Mata Kuliah : Membaca
Komprehensif
Dosen : Dian Uswatun Hasanah S.Pd, M.Pd. |
Hubungan Antara Keterampilan Membaca
dengan Keterampilan yang Lain
Mempelajari ilmu bahasa tentu tidak akan bisa lepas dari
empat aspek keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa itu adalah
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemerolehan keterampilan berbahasa
tersebut didapat melalui urutan yang sudah teratur yakni sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan individu manusia. Karena melalui urutan yang
teratur, maka empat keterampilan berbahasa ini memiliki hubungan keterkaitan
(relevansi) dan hubungan imbal balik (korelasi) sehingga menciptakan
keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan motorik dan konigtif seseorang.
Pada mata kuliah “Membaca Komprehensif” ini, akan
dipaparkan mengenai hal-ihwal membaca sebagai keterampilan berbahasa dan
hubungannya dengan keterampilan berbahasa lainnya. Hal-hal pokok yang harus
dipahami terkait “Membaca” adalah sebagai berikut;
A.
Pengertian Membaca
Membaca
merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. (Tarigan, 2008 : 7).
Dari pengertian menurut Tarigan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa, membaca adalah suatu proses kegiatan yang
aktif-kreatif, karena hal ini
menunjukan kalau sasaran kegiatan membaca adalah lambang-lambang tertulis sebagai media penyampaian gagasan atau ide orang
lain yang disebut bahasa tulis. Disebut kreatif
karena membaca menjadikan sebuah proses pemahaman yang
bersifat menyeluruh. Artinya,
pembaca tidak hanya melakukan kegiatan sebatas membaca namun juga dituntut
untuk memahami lalu merespon atau mengavaluasi dan mengikutsertakan pengetahuan
yang dimiliki untuk dikaitkan dengan apa yang telah dibaca. Setelah mengetahui
pengertian serta berbagai hal terkait kegiatan membaca, maka esensial dari
membaca itu sendiri adalah bagaimana seseorang mampu memahami isi dari wacana
tulis.
B. Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Lain
1.
Menyimak dengan Membaca
Keterampilan menyimak adalah keterampilan yang pertama kali didapat seseorang
sejak lahir. Keterampilan menyimak ini bersifat resesif (menerima informasi),
sama halnya dengan membaca yang juga bersifat resesif. Perbedaan di antara
menyimak dan membaca adalah klasifikasi bentuk ragamnya. Jika menyimak adalah
bersifat ragam bahasa lisan maka membaca merupakan ragam bahasa tulis. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang telah mahir dalam
keterampilan menyimak (menerima informasi dari bahan simakan) maka ketika
dihadapkan dengan kegiatan membaca (menyerap informasi dari bacaan) seseorang
ini akan lebih mudah dalam memahami wacana lisan dan tulis karena daya berpikir
otak untuk menyimak sudah maksimal (menyerap pengetahuan optimal), lalu saat
membaca kegiatan merespon dan mengevalusi bacaan akan turut maksimal juga. Hal
tersebut senada dengan fakta-fakta penting dari para ahli yang dituliskan oleh
Tarigan dalam bukunya Membaca : Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. (2008:
2-3). Fakta penting dari buku tersebut adalah sebagai berikut;
a.
Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam
membaca diberikan oleh guru melalui Bahasa lisan, dan kemampuan anak untuk
menyimak dengan pemahaman penting sekali.
b.
Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi
pelajaran lisan (verbalized learning) selama tahun-tahun permulaan disekolah.
c.
Walaupun menyimak pemahaman (listening
comprehension) lebih unggul
daripada membaca pemahaman (reading comprehension), anak-anak sering gagal
untuk memahaminya dan tetap enyimpan /memakai.menguasaisejumlah fakta yang ereka
dengar.
d.
Oleh karena itu, para pelajar
membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur
lagi agar hasil pengaaran itu baik.
e.
Kosa kata atau pembendaharaan kata
menyimak yang sanagat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dala
belajar membaca secara baik.
f.
Bagi para pelajar yang lebih besar atau
tinggi kelasnya, korelai antaraa kosa kata baca dan kosa kata simak (reading
covabulary dan listening vocabulary) sangat tinggi, mungkin 80% atau lebih.
2.
Berbicara dengan Membaca
Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat
resesif, sedangkan berbicara bersifat produktif (menghasilkan/menyampaikan gagasan dan pemikiran).
Keterampilan membaca berkaitan dengan ragam tulis, sementara keterampilan
berbicara berkaitan dengan ragam lisan. Membaca menghubungkan sisi penyampaian gagasan secara tidak langsung :
penulis kepada pembaca lewat tulisan, sedangkan berbicara secara otomatis
membutuhkan arus dua arah yakni face to
face. Keduanya
semacam
kegiatan dengan tujuan yang berkebalikan namun pada akhiranya sama penting dan saling mendukung.
Kegiatan membaca
sangat memberikan pengaruh terhadap keterampilan berbicara. Seperti dalam buku
antologi kisah-kisah inspiratif yang berjudul Cinta Membaca mengatakan, “Dengan membaca, aku mampu berbicara.
Berbicara dengan wanita, juga orang-orang. Terutama jika aku dihadapkan tes interview yang harus aku lalui ketika
seleksi melamar pekerjaan”. (Wirasatriaji, 2012 : 86). Mengutip pernyataan Wirasatriaji maka dapat dimaknai bahwa membaca
sebagai ladang pengetahuan memberikan kontribusi terhadap diri pembaca untuk
bisa berbicara apa yang diketahui lewat kegiatan membaca.
Hubungan
keterkaitan antara berbicara sebagai bidang lisan dan membaca di bidang bahasa
tulis dapat diketahui melalui telaah penelitian. Data yang ditulis oleh Tarigan
pada buku Membaca : Sebagai Keterampilan
Berbahasa (2008) menyebutkan
beberapa poin penting manfaat dan tujuan dari membaca untuk berbicara. Hal-hal
penting tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Penampilan
membaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan.
b.
Pola
pelajaran ujaran dari tuna aksara/ buta huruf dapat mengganggu pelajaran
membaca pada seorang anak.
c.
Pada
perkembangan dan pertumbuhan usia, membaca memberikan kesadaran linguistik
terhadap istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta
penggunaan kata-kata yang sesuai.
d.
Kosa
kata khusus harus diajarkan langsung. Artinya, apabila terdapat istilah kosa
kata baru, hendaknya guru untuk mendampingi dan memberikan
pemngertian/pemaknaan agar seperti yang diharapkan sebelum memulai kegiatan
membaca.
3.
Membaca dengan menulis
Keterampilan membaca memiliki hubungan erat dengan keterampilan
menulis. Khalayak umum telah
paham bahwa membaca adalah proses membuka jendela dunia. Dengan membaca maka menjadikan diri memiliki
pengetahuan. Maka kegiatan membaca bisa disebut sebagai alat atau cara
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya.
Keterampilan
membaca (yang bersifat
reseptif) diperlukan agar
dapat memahami pesan yang disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Sedangkan, kemampuan
menulis (yang bersifat
produktif) adalah suatu proses kreatif yang mencakup kemampuan merangkai,
menyusun, dan mencatat hasil pikiran seseorang dalam bahasa tulis.
Menulis dalam arti singkat bermaksud
menyajikan kembali informasi dalam
bentuk bahasa tulis (tulisan) kepada masyarakat luas ataupun untuk sekadar dokumentasi. Seperti pepatah
yunani “Scripta Manent Verba Volant” (apa
yang tertulis akan abadi dan apa yang terucap akan berlalu bersama angin).
Untuk menyajikan gagasan informasi untuk dituliskan, maka dapat diperoleh
melalui kegiatan
membaca ataupun menyimak.
Sehingga untuk memperoleh keterampilan menulis, seseorang harus terampil
membaca dan menyimak.
Dalam buku yang
ditulis Suparta Brata dengan judul Ubah
Takdir : Lewat Baca dan Tulis Buku (2011). Brata mencoba menuliskan kegelisahannya
terhadap budaya membaca dan menulis masyarakat Indonesia, terutama para
pelajar. Kegelisahan beliau bermula pada kegiatan membaca yang kurang maksimal
dikalangan pemuda/terpelajar, sehingga menyebabkan kurangnya tingkat kesadaran
budaya menulis (buku).
“Bersekolah untuk
apa? Berbudaya membaca buku dan menulis buku. Orang pintar seluruh dunia pasti
membaca buku dan menulis buku. Mari kita produksi massal putra bangsa berbudaya
membaca buku dan menulis buku pada umur awal sekolah 12 tahun”. ( Brata, 2011 :
29). Meminjam pertanyaan kegelisahan yang penulis kutipkan sebelumnya, tentu
dengan sadar dapat diambil kesimpulan penting mengenai tujuan dari sekolah.
Brata mencoba meluruskan niat dan tujuan dari bersekolah adalah untuk bisa
membaca dan kemudian menulis. Tradisi masyarakat Indonesia dapat dikatakan
masih dalam oriantesi lisan (orality)
bukan dengan orientasi keberaksaraan (literacy).
Kunci dari keberhasilan keterampilan menulis adalah seberapa maksimal dalam
keterampilan membaca. Dalam berbagai kesempatan seminar/workshop kepenulisan
juga sering dikatakan bahwa memperbanyak bacaan akan memudahkan dalam melatih
keterampilan menulis. Karena pada dasarnya ketika seseorang memulai kegiatan
membaca, secara tidak langsung ia telah belajar untuk memahami kaidah
kepenulisan seperti; tanda baca, kalimat efektif, menyusun kata, dan
sebagainya. Selain itu, dengan membaca seseorang secara otomatis akan menambah
wawasannya tentang kata-kata (kosa kata) yang baru dan belum dipahami.
Daftar Pustaka
Brata, Suparto. 2011. Ubah Takdir Lewat Baca dan Tulis Buku. Surabaya:
Litera Media Center.
Happy, Puput. Dkk,. 2012. Cinta Membaca.. Yogyakarta: Leutika
Prio.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Mebaca Sebagai Uatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:
Angkasa.
Langganan:
Postingan (Atom)