Berbuat baik adalah suatu hal yang harus dibudidayakan, berbuat baik tidak boleh berharap balasan, karna yang berhak membalas hanyalah yang maha kuasa

Kamis, 02 Maret 2017

Kunang dan Bintang

Kunang dan Bintang

Tentang malam. Sayup-sayup angin yang hiruk pikuk membawaku kealam damai. Yah.. aku memang resah. Memikirkan sentakan dan sengitan yang aku dapatkan. Andai saja aku ini pandai dan sudah berpenghasilan. Pasti..ah...sudahlah. Aku memang tak berguna. Aku harus apa? Entah...
Siang itu dikala panas menerjang, sengaja aku kemudikan si pinky dengan pelan perlahan. Terlihat malas sekali, memang. Siang bagaikan jahanam. Ah... entah.. aku ingin berteriak..itu gila..aduh...gila saja terus. Ku kemudikan si pinky ke kampung halaman. setalah sampai dengan sedikit bangga aku bicara “ayah..ini nilaiku, dan ini sertifikat magangku, alhamdulillah menjadi yang terbaik”. Dengan senyuman aku mengatakannya. Sejenak aku tercengang dengan jawban “sudah diam dulu, ini baru penting!!”. Airmata ini ingin menetes, rasanya. Tapi sudahlah ini tak apa dan bukan apa-apa, memang nilai bukan segalanya.
Aku merasa tak begitu berguna. “kelak kau mau menjadi apa ida?”. Tanyaku didepan kaca. Ku marahi diriku sendiri sehabis-habisnya. Tetap saja aku begini adanya. Terkadang terasa aku menggerutu sendiri. Aku bisa apa? Apa yang bisa aku berikan untuk orang tuaku? Teringat ketika ada temanku yang sudah memberi penghasilan untuk orang tuanya. Teringat orang yang berkata “alhamdulillah nilaiku banyak yang A, setidaknya aku bisa membanggakan orang tua”. Sedangkan aku? Apa?. Memberi uang? Belu bisa. Nilai yang baik? Belum juga bisa, toh kalau aku bisa mugkin ilmuku tak sebaik nilaiku.
Kali ini, dikegelapan malam aku belajar dari seekor hewan nan mungil. Kunang-kunag, ya benar sekali. Ketika lampu tiba-tiba saja mati, seekor kunang-kunang masuk kedalam ruangan. Ku perhatikan tanpa mengalihkan pandangan. Dalam benakku berkata”lihatlah ida, kunang-kunang itu cuma sendiri, tapi kau tau apa yang ia lakukan? Dia mampu menyinari ruangan meskipun cuma sendiri, jadi kau harus bisa seperti itu”. Sedikit lega. Lalu kulangkahkan kakiku menuju lantai dua kupandangi langit dan tiba-tiba benak ini kembali berkata “lihatlah bintang, mereka tetap bersinar meskipun sendirian, contohlah!!”.
Ayah...ibu... disini anakmu sedang berjuang untuk kalian.. restui ananda untuk bisa memberikan jubah kemuliaan untuk kalian. Tanpa ridho kalian, tak mungkin aku bisa melakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar