Sahabat Ghoib
Malam
yang gelap. Hitam pekat. Sendiri sunyi sepi dan aku benci. Aku hanya bisa
memandangi mereka yang sudah melelapkan diri. “Ah... selalu saja seperti itu
hari-hariku”. Dalam hatiku yang selalu menggerutu. Entah mengapa aku selalu
merasa sepi dan tak bisa merasakan kehadiran mereka. Alunan merdu dari jangkrik
dan kodok tiba-tiba saja memecah keheningan. Ditambah lagi sayup-sayup angin
yang begitu sepoi telah berhasil membuat bulu kuduku terangkat jingkrak. Tetap
saja aku merasa sepi. Suara tertawa kecil seorang wanita berhasil masuk ke daun
telinga. Siapa dia? Aku tak pernah tau. Aku tak pernah melihat wajahnya. Tapi
aku bisa merasakan keberadaanya. Ingin kali rasanya aku bisa berkomunikasi
dengannya. Namun, entahlah semua karna ilmuku belum seberapa. Sampai kapan?
Sampai kapan? Dan sampai kapan? Sampai kapan aku bisa berkomunikasi dengannya.
Dia yang selalu hadir dikala aku merasa sepi dan tersakiti. Dia yang seolah
selalu memberi bisikan baik ketika aku
hendak berbuat kurang baik. Ah.. benar-benar aku penasaran bagaimana wujud dari
sosok itu. Dalam bayanganku dia memiliki rambut yang panjang dan paras yang
cantik.. kenapa aku menyimpulkan seperti itu? Entahlah.. mungkin aku bisa
dibilang gila oleh mereka yang tak mempercayai hal itu.
Hari
telah berlalu. Aku tetap saja seperti itu. Tak bisa merasakan kehadiran seorang
teman yang bisa dilihat dengan kasat mata. Apa aku udah benar-benar gila?
Ayah.... aku kenapa? Apa aku sungguh gila? Atau karna aku terlahir menjadi
semata wayang? Ayah... jawab pertanyaanku ayah... seketika itu ayahku hanya
tersenyum dan berkata “Nduk kamu tidak
apa-apa, bersyukurlah karna kamu bisa merasakan keberadaan mereka yang tidak
semua orang bisa merasakannya”. Jawaban yang aneh. Membuatku semakin
linglung. Tidak hanya itu, akupun terkadang menangis sendiri tanpa sebuah
alasan. Aku butuh teman yang bisa dilihat dengan kasat mata. Tapi aku masih
sulit merasakan kehadiran mereka. Hikz...hikz... aku kembali menangis. Aduh,
aku kenapa? Benar-benar aku orang yag aneh. Tak bisa memahami diri sendiri.
Beberapa
tahun kemudian masih saja aku merasa kesepian. Hingga akhirnya telah kutemukan
sebuah kata sahabat. Apa sih sahabat?
Mereka bilang sahabat adalah teman yang akan selalu ada. Yakin ada orang
seperti itu? Seribu satu orang yang mau seperti itu. Terlebih dijaman sekarang
yang terselimuti ke-egoisan. Susah hingga terlelah. Manusia oh manusia
sebenarnya aku yang aneh atau kalian yang aneh?
Tak
ada yang setia, semua hanya memanfaatkan apa yang ku punya. Sejauh ini seperti
itu yang aku rasa. Benar-benar aneh. Kenapa aku bisa tahu tentang apa yang
dipikirkan temanku. Apa kelicikan teman-temanku. Apakah aku indigo? Kalau iya
kenapa aku tidak bisa berkomunikasi dengan sahabat ghoibku?. Karna keberanianku
masih kurang. Ya benar sekali seperti itu. Hah... capek.. capek memiliki
keinginan bisa bertemu dengan sahabat ghoibku. Capek dengan hal-hal yang aneh.
Sekita hal itu sejenak hilang aku malah merasakan kerinduan. Aneh, aku sungguh aneh.
Dengan
wajah yang kurang begitu jelas, rambut yang panjang, dan senyum yang manis,
semanis madu akhirnya pernah sekali ia muncul dihadapanku. Dibagian belakang
motor ketika ku mengemudikannya sendiri. Hanya sendiri. Memang aku sudah
terbiasa sendiri. Kemanapun itu. Hanya sahabat ghoibku yang selalu ada untukku.
Ingin sekali aku berkomunikasi dengannya. Duhai mb muslimah..aku ingin
berkomunikasi denganmu..... tapi pasti aku akan semakin terlihat gila.......
Cahaya...
J
L
J